Laman

Sunday, January 17, 2016

RUMUS TEKANAN

Oleh: Herry Eko Jaya Putra

Sekali-sekali nulis tentang fisika ah.
Kebanyakan guru fisika, saat memulai belajar fisika seringkali mengawali pembelajaran dengan rumus-rumus, benar-benar gawat. Pantas saja kebanyakan siswa langsung kleper-kleper pas blajar fisika. Padahal belajar fisika itu asyik banget, kecuali pas ketemu rumus-rumus berbahaya itu, he…he…

Dengan fisika, banyak sekali gejala alam yang bisa kita amati, pelajari dan mengambil hikmah dari fenomena alam tersebut. Namun sayang, kebanyakan guru fisika lebih fokus kepada rumus-rumus ketimbang membawa siswa mengamati berbagai gejala alam dan mengambil hikmah dari gejala tersebut. Tulisan ini ingin memberikan sedikit contoh dari sekelumit hikmah yang dapat diambil dari konsep fisika, walau mungkin kesannya dikait-kaitkan. Tapi itu tidak masalah, yang penting ada nilai-nilai positif yang bisa kita berikan dalam proses pembelajaran.

Saat mempelajari konsep tekanan, mulailah dengan mencoba meminta siswa menekan telapak tangannya dengan bagian belakang pena yang tumpul, kemudian setelah itu minta lagi siswa untuk menekan (menusuk) telapak tangan dengan bagian mata pena yang runcing. Tanyakan mana yang lebih sakit? Tentunya jawaban siswa adalah saat ditekan dengan bagian yang lebih runcing. Lantas mengapa bagian yang lebih runcing (luas permukaannya kecil) menimbulkan lebih banyak rasa sakit? Jawabannya karena bagian yang runcing memberikan tekanan lebih besar dibandingkan bagian yang lebih tumpul. Itu berarti semakin kecil luas permukaan benda, maka semakin besar tekanan yang diberikannya.

Hikmah, tekanan akan memberikan rasa sakit kepada seseorang. Orang yang sakit, adalah orang yang mengalami banyak tekanan. Semakin banyak tekanan yang diterima oleh seseorang, semakin besar rasa sakit yang dirasakannya. Oleh sebab itu, perilaku menekan orang lain dalam bentuk apa saja adalah perbuatan yang tidak baik dilakukan karena dapat menyakiti orang lain.

Saturday, January 9, 2016

SERI VIDEO MODEL PEMBELAJARAN (2)

Dikumpulkan oleh: Herry Eko Jaya Putra

4. Course Review Horray
Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay  yaitu model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap kelompok yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak "HOREY" atau yel-yel lainnya yang disukai.

 
 
5. Team Assisted Individualization (TAI)

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction) merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa biasanya belajar menggunakan LKS (lembar kerja siswa) secara berkelompok. Mereka kemudian berdiskusi untuk menemukan atau memahami konsep-konsep. Setiap anggota kelompok dapat mengerjakan satu persoalan (soal) sebagai bentuk tanggungjawab bersama. Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization lebih menekankan pada penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan memperoleh kesempatan yang sama untuk berbagi hasil bagi setiap anggota kelompok.

SERI VIDEO MODEL PEMBELAJARAN (1)

Dikumpulkan oleh: Herry Eko Jaya Putra

Menjadi guru tidaklah semudah menjadi murid. Guru adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Tanpa kemampuan tersebut, seseorang tidak akan disebut sebagai guru walau sebanyak apapun ilmu yang dimilikinya. Sehingga, kemampuan mengajarkan ilmu menjadi hal penting yang harus dikuasai oleh seorang guru.

Dengan demikian, setiap guru harus mampu menyajikan pelajaran semenarik mungkin pada setiap pertemuannya, agar muncul minat siswa untuk belajar. Untuk itu dibutuhkan kreasi dan inovasi dari seorang guru demi memunculkan suasana pembelajaran yang bervariasi dan menarik pada setiap pertemuan. Pintar saja tidak cukup, butuh lebih banyak kreatifitas untuk menjadi guru yang berhasil. Namun demikian para guru tidak perlu bingung dalam mencari ide dalam merancang pembelajaran yang akan dilaksanakannya, karena saat ini telah terdapat begitu banyak model pembelajaran yang dikembangkan dan diteliti oleh para ahli sehingga kita bisa saja langsung mengadopsi, memodifikasi dan memvariasikan berbagai model yang telah ada tersebut untuk kemudian kita aplikasikan dikelas kita.

Berawal dari hal diataslah, seri video model pembelajaran ini dibuat dan dikumpulkan dengan niat untuk membantu para guru dalam mengaplikasikan dan mengembangkan berbagai model pembelajaran yang telah ada. Walau demikian, kami menyadari bahwa seri video yang ditampilkan disini masih terdapat kekurangan disana-sini oleh sebab itu jika ada saran yang membangun dari para pembaca/penonton, silahkan tuliskan dikolom komentar dibawah. Kemudian, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Lufri, M.S dan Ibuk Dr. Zulyusri, M.P yang telah memberi bimbingan dan banyak inspirasi selama perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan menjadi berkah bagi kita semua. Amin.

1. Direct Instruction
Dikenal juga sebagai model pembelajaran langsung, merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik bagi siswa.
 

 

2. Probing-Prompting
Menurut arti katanya, probing adalah penyelidikan, pemeriksaan dan prompting adalah mendorong atau menuntun. Pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.