Oleh: Rikoyatra
Sungguh mengejutkan mengajar di kelas baru, pasalnya
sepanjang waktu yang pernah kulalui sebagai seorang guru biologi baru kali ini
menjumpai kelas yang didalamnya terdapat kelompok biology haters dan mereka terang-terangan mendeklarasikan dirinya sebagai
biology haters diawal pertemuan dan menunjukkan
kepadaku siapa ketuanya. Aneh saja rasanya karena hal seperti ini belum pernah
kuhadapi. Hebatnya lagi mereka menantang “jika aku bisa mengubah ketua biology haters menjadi biology lovers, maka mereka akan
mengakui kehebatanku sebagai seorang guru”. Ha…ha…ha… aku pun tertawa, kubalas tantangan
mereka dengan senyum, namun dalam hati kukatakan, oke kuterima tantangan ini !
Alhamdulillah, materi ajar pertama yang kuajarkan di
kelas tersebut adalah BAB sistem koordinasi yang akan membahas bagaimana kerja
sistem saraf mengatur tubuh, juga termasuk didalamnya tentang bagaimana ingatan
dibentuk dan disimpan didalam otak. Oke, nyambung deh kalau begitu dengan
kondisi yang sedang kuhadapi ! Pertemuan pertama amat mengesankan, karena dari
awal sampai akhir para anggota biology haters ini memang tidak menunjukkan
minat untuk belajar biologi, terutama siswa yang katanya ketua kelompok haters ini
memang sedari awal pelajaran hingga akhir pelajaran dihabiskannya dengan tidur
di kelas, hanya bangun sesekali saat kuminta teman sebelahnya membangunkannya,
namun bertahan beberapa saat saja kemudian tidur lagi.
Setiap awal pelajaran, selalu kumulai dengan membangun
motivasi belajar. Mulai dari menjelaskan perbedaan cara belajar anak-anak
dengan orang dewasa dengan menggambarkan begitu luar biasanya mereka sewaktu
masih kecil, mempelajari banyak hal tanpa rasa malu dan tak kenal putus asa, kutampilkan
perbedaan sinaps yang terbentuk saat mereka baru lahir, saat remaja dan sinaps
kebanyakan orang dewasa. Kuajak mereka membayangkan andai saja dahulu mereka
berputus asa diwaktu gagal saat belajar berjalan, atau malu diejek karena cadel
saat belajar berbicara, pastilah mereka hari ini tak ‘kan mampu berjalan dan
berbicara dengan sempurna. Kusadarkan, bahwa mereka dahulu pernah memiliki
semangat yang luar biasa dalam belajar.
Kuilustrasikan potensi belajar anak-anak ibarat baskom
yang dapat dimasukkan air sebanyak-banyaknya sedangkan potensi belajar orang
dewasa kebanyakan seperti botol yang memiliki mulut sempit sehingga lebih
banyak informasi yang terbuang dibandingkan informasi yang masuk. Kujelaskan bahwa
yang menentukan banyak sedikitnya informasi yang mampu kita serap adalah diri
kita sendiri, namun kebanyakan orang dewasa menyaring informasi yang mereka
terima dengan menganggap informasi tersebut tidak dibutuhkan, tidak menarik atau
tidak suka.
Kujelaskan kepada mereka bagaimana ingatan disimpan dan terbentuk di dalam otak kita dalam bentuk sinaps-sinaps antar neuron. Ku ilustrasikan proses terbentuknya sinaps itu ibarat orang yang akan membuat jembatan untuk menghubungkan dua jurang, berat memang pada usaha awal namun menjadi tak berarti saat jembatan telah terbentuk seperti terlihat dalam video berikut:
Belajar ku ibaratkan bagaikan sebuah semak yang dilalui sekali, maka rerumputan disana akan merata seolah membuat jalan, namun ia akan tumbuh kembali bila tidak dilalui lagi. Jalan setapak akan terbentuk secara permanen bila ia dilalui berulang kali. Maka tak salah bila orangtua kita dahulu mengatakan "lancar kaji dek ba ulang, pasa jalan dek batampuah", memang begitulah cara kita belajar. Hingga sinaps-sinaps tersebut menjadi permanen di otak kita.
Siapa bilang manusia tidak mampu menguasai multidisiplin ilmu,
dengan dalih profesor saja hanya ahli dalam satu bidang. Tidakkah kita telah
mengenal begitu banyak ilmuwan Islam yang menguasai kedokteran, fisika,
astronomi, kimia dan ulama sekaligus. Jangan batasi diri kita, padahal setiap
kita memiliki potensi yang luar biasa. Orang bilang, “your brain is, just like a
sleeping giant”. Kita memang tak ‘kan mungkin mengajar kucing untuk
terbang atau mengajar ikan berlari karena itu adalah hal yang mustahil. Ataupun
pohon kelapa tak ‘kan mungkin berbuah nangka, pisang dan durian sekaligus
selain buah kelapa. Namun kita manusia tak ‘kan pernah sama dengan hewan
ataupun tumbuhan karena kita telah dianugerahi akal yang luar biasa. Jangan batasi
kemampuan diri !
Suatu ketika saat mereka mengatakan bahwa biologi itu
sulit, kupinjam dua buah botol minum mereka. Kukatakan pada mereka botol ini
setengah berisi dan setengahnya lagi kosong. Kemudian kutanya, bagaimana cara
mengisi botol ini agar penuh? Mereka pun menjawab, dibuka kedua tutup botolnya,
didekatkan kedua botolnya kemudian botol yang satu menuangkan isinya ke botol
lainnya. Dengan tersenyum kukatakan, begitulah cara kita belajar! Agar proses
pembelajaran itu terjadi, maka baik murid maupun guru haruslah bersikap terbuka,
jangan ada jarak antara kita yang menyebabkan terjadinya hambatan dalam
berkomunikasi, kemudian yang paling penting adalah harus ada yang siap memberikan
informasi (ilmu) dan juga harus ada yang siap menerima informasi. Jika syarat
itu tidak terpenuhi, maka sampai kapanpun ilmu akan sulit ‘tuk dipelajari. Jadi
teringat nasehat Imam Syafi'i buat para pencari ilmu :
"Saudaraku,
ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara yang akan saya
beritahukan rinciannya: (1) kecerdasan, (2) semangat, (3) bersungguh-sungguh,
(4) dirham (kesediaan keluarkan uang), (5) bersahabat dengan ustadz, (6)
memerlukan waktu yang lama.”
Akhirnya, ujian blok satu pun tiba. Selesai diperiksa,
kuteliti nilai mereka satu persatu, terutama ketua biology haters, ternyata
alhamdulillah ketua biology haters mendapatkan nilai yang cukup memuaskan dan
tidak remedial, namun demikian masih menyisakan tiga orang anggotanya yang
mendapatkan nilai dibawah KKM. Kusampaikan kepada mereka berita gembira
tersebut, dan mereka berkata “kita telah memecahkan rekor”, karena biasanya ada
lebih dari sepuluh orang yang tidak tuntas pada ujian biologi.
Alhamdulillah, dipelajaran tadi pagi sang ketua geng
terlihat amat perhatian dengan sesekali bertanya saat saya menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh mereka, walau di detik-detik terakhir pelajaran ia terlihat berjuang untuk
menahan kantuknya. Dalam hati ku bergumam, perjalanan masih panjang, masih ada
1,5 tahun lagi kemungkinan ku bersama mereka, tapi setidaknya si haters sudah
mulai bergeming, he...he... :)
No comments:
Post a Comment