Oleh : Herry Eko Jaya Putra
Sifat-sifat suatu individu diturunkan melalui kombinasi
antara gen kedua induknya. Bagaimana kombinasi yang terbentuk, akan
mempengaruhi ekspresi gen tersebut pada keturunannya. Ada gen yang bersifat dominan
dari salah satu induknya dan ada yang merupakan perpaduan sifat antara kedua
induknya, juga dapat muncul kedua sifat induk secara bersamaan atau bahkan
munculnya sifat baru akibat kombinasi tersebut. Hal ini dapat dipelajari pada
pola-pola penurunan sifat baik secara hukum mendel maupun
penyimpangan-penyimpangan hukum mendel.
Selain kombinasi antar gen tersebut, ternyata ekspresi
gen juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Sehingga, ekspresi suatu sifat
juga merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Sebagai
contoh, tanaman hijau daun dengan gen daun hijaunya dapat memiliki daun yang
kuning bila kekurangan unsur magnesium, tembaga atau seng. Tanaman dengan gen
kerdil dapat tumbuh normal bahkan raksasa saat kelebihan hormon giberelin.
Kekurangan berat unsur yodium baik selama masa kehamilan maupun pada masa
kanak-kanak dapat menyebabkan kekerdilan walaupun si anak memiliki gen normal
atau tinggi.
Hal diatas mengingatkan kita pada firman Allah SWT dalam
Al-Qur’an surat As-Syams ayat 8-10 :
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah
orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.
Setiap manusia memiliki
potensi untuk menjadi orang baik maupun menjadi orang yang tidak baik (Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan
ketakwaannya). Potensi-potensi
tersebut juga akan berkembang berdasarkan hasil interaksi setiap manusia dengan
lingkungannya. Jika jiwa manusia lebih banyak berinteraksi dengan
kebaikan-kebaikan maka akan muncullah potensi kebaikan-kebaikan tersebut di
dalam dirinya (beruntunglah
orang yang mensucikan jiwa itu), sebaliknya jika jiwa manusia tersebut lebih banyak berinteraksi
dengan keburukan-keburukan maka akan muncul pulalah potensi keburukan dalam
dirinya (merugilah orang yang
mengotorinya).
Hidup ini ibarat permainan
tarik tambang, mana tarikan yang lebih kuat maka akan ke arah itulah jiwa ini
akan terbawa. Itulah sebabnya kita sangat membutuhkan lingkungan yang baik
untuk menjadi orang baik-baik.
Lingkungan baik tidak ada
dengan sendirinya, ia haruslah diciptakan. Mulailah dengan berinteraksi bersama
orang-orang baik, kemudian tularkanlah kebaikan-kebaikan ke dalam lingkungan
kita dengan berda’wah. Karena pada intinya da’wah yang kita lakukan bukan saja
untuk orang yang kita da’wahi melainkan juga untuk diri kita. Dengan da’wah
yang kita lakukan, sedikit demi sedikit kita merekayasa lingkungan sekitar kita
menjadi baik agar kondusif untuk perkembangan iman kita sehingga mampu menjaga motivasi dan
komitmen kita untuk tetap berada dalam kebaikan.
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment