Laman

Friday, July 24, 2020

SIKAP DAN METODE ILMIAH

Oleh : Herry Eko Jaya Putra

Ilmu biologi dikaji dan dikembangkan melalui serangkaian metode ilmiah. Metode ilmiah ini dilakukan sebagai jaminan agar teori dan kesimpulan yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selain metode ilmiah, seorang saintis juga perlu memiliki sikap ilmiah dalam pengkajian dan penelitian sains.

A.   SIKAP ILMIAH
Tidak hanya saintis, sebagai seorang penuntut ilmu, kita juga perlu memahami dan memiliki sikap ilmiah ini di dalam diri kita. Karena, ada begitu banyak fenomena dan kejadian di sekitar kita. Sikap ilmiah ini akan membantu kita dalam memahami dan menyikapi kejadian-kejadian tersebut dengan benar. Beberapa sikap ilmiah yang perlu kita ketahui, antara lain:

1.   Harus bisa membedakan antara Fakta dan Opini
Fakta dan opini adalah dua hal yang sering kabur (sulit dibedakan) saat ini. Perkembangan teknologi informasi yang cepat, membuat orang dengan mudah menyebarkan informasi di media sosial. Sehingga, informasi yang sifatnya opini seringkali dianggap sebagai fakta oleh orang banyak, karena tersebar dengan banyak. Oleh sebab itu, perlu bagi kita untuk bisa membedakan antara fakta dan opini.

Secara sederhana, Fakta dapat didefinisikan sebagai kenyataan, sedangkan opini adalah pendapat. Fakta dapat dikenali oleh alat indra dan dapat diukur secara kuantitatif. Adapun opini merupakan tanggapan atau tafsiran seseorang. Berikut ini adalah contoh fakta dan opini.

Fakta: Anak itu memakai baju berwarna merah.
Opini: Anak itu memakai baju dengan warna yang menarik.

Fakta: Tinggi badan Ani adalah 175 cm.
Opini: Ani adalah seorang anak yang tinggi.

2.   Jujur dan objektif
Fakta-fakta yang disajikan oleh seorang saintis haruslah sesuai dengan kenyataan yang terjadi, karena itu seorang saintis harus memiliki sifat jujur. Seorang peneliti harus bersikap objektif, yaitu menggambarkan keadaan secara apa adanya, bebas dari prasangka, kepentingan, atau kesukaan pribadi.

3.   Berpikir kritis
Berpikir kritis ini sangat penting karena tidak semua informasi yang kita terima itu benar. Kita perlu menyaringnya dan melihat dari berbagai sudut pandang sebelum mempercayainya.

4.   Memiliki rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu menyebabkan ilmu jadi terus berkembang. Rasa ingin tahu menyebabkan bertambahnya ilmu seseorang. Lawan dari rasa ingin tahu adalah rasa cukup dengan ilmu yang ada. Saat seseorang merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, maka energinya untuk terus menambah ilmu semakin berkurang.

5.    Tekun
6.    Tidak mudah berputus asa (optimis)
7.    Bertanggungjawab
8.    Peduli lingkungan
9.    Berani dan santun dalam mengemukakan pendapat
10.Berpikir logis, terbuka, serta mau menerima kritik dan pendapat orang lain

B.  METODE ILMIAH
Dahulu, sebelum ditemukannya metode ilmiah, pengetahuan diperoleh dengan berbagai cara, diantaranya berdasarkan prasangka, intuisi, dan coba-coba (trial and error).
·    Prasangka merupakan pengetahuan yang didasarkan pada anggapan-anggapan yang diyakini kebenarannya namun belum tentu anggapan itu benar.
·    Intuisi merupakan pengetahuan yang didasarkan pada pendapat seseorang yang didasarkan pada pengetahuannya yang terdahulu melalui proses yang tidak disadari, muncul begitu saja, sehingga kebenarannya sukar untuk dibuktikan, meskipun kadang-kadang masuk akal dan sesuai dengan kenyataan.
·    Sedangkan trial and error merupakan pengetahuan yang diperoleh setelah melakukan coba-coba atau untung-untungan.

Pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tersebut tidak relevan lagi dengan keadaan dan kebutuhan sekarang karena kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara ilmiah.

Metode ilmiah merupakan langkah-langkah atau cara kerja yang sistematis untuk memecahkan masalah. Metode ilmiah digunakan oleh para ahli dalam melakukan penelitian dan bereksperimen untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ilmiah antara lain:
1.     Mengidentifikasi masalah
Masalah adalah suatu keadaan dimana terjadi ketimpangan atau ketidaksesuaian antara kondisi yang diharapkan (ideal) dengan kenyataan yang dihadapi. Masalah dapat timbul secara sengaja atau tidak disengaja. Secara sengaja, maksudnya adalah masalah yang timbul merupakan hal yang sengaja dicari untuk dipecahkan. Misalnya, seorang petani yang ingin mengetahui dosis pupuk yang tepat untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman sayurannya. Kadang-kadang, masalah bisa timbul secara tidak sengaja. Misalnya, seorang peternak domba melihat tanaman yang tumbuh dekat kandang domba tumbuh lebih baik daripada tanaman sejenis yang tumbuh di pekarangan rumahnya. Maka, dalam benak petani pun timbul pertanyaan mengapa hal tersebut terjadi.

Dalam penelitian, masalah yang ditemukan kemudian dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang ringkas, jelas dan bermakna. Masalah yang ditemukan mungkin saja terlalu luas, sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti sekaligus. Sehingga, dengan mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka masalah yang ditemukan dapat dibatasi sesuai kemampuan peneliti. Misalkan, seseorang ingin meneliti tentang pencemaran sungai di desanya. Dari masalah ini, bisa dirumuskan beberapa penelitian seperti:
-          Penyebab terjadinya pencemaran sungai
-          Dampak pencemaran sungai terhadap kesehatan masyarakat sekitar
-          Upaya pemerintah setempat untuk mengatasi pencemaran sungai
-          dll

2.     Menyusun Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian
Sebelum kita melakukan penelitian, kita harus memiliki gambaran akhir yang ingin dicapai dari penelitian. Gambaran ini dapat disusun berupa hipotesis atau pertanyaan penelitian.

Hipotesis adalah dugaan sementara hasil penelitian. Dugaan ini disusun berdasarkan teori-teori yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Hipotesis biasanya digunakan dalam penelitian yang bersifat eksperimen atau percobaan. Misalkan seseorang ingin meneliti tentang : Pengaruh penyiraman dengan air gula terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman tomat. Maka hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan bisa berupa : penyiraman tanaman tomat dengan air gula akan berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman tomat. Hipotesis seperti ini disebut hipotesis kerja atau hipotesis alternatif. Hipotesis kerja adalah dugaan yang menyatakan bahwa perlakuan yang diberikan dalam penelitian berpengaruh terhadap variabel yang diamati. Sedangkan yang sebaliknya disebut hipotesis nol, yaitu dugaan yang menyatakan tidak ada pengaruh. Jika mengacu kepada penelitian di atas, hipotesis nol nya dapat dirumuskan seperti : penyiraman tanaman tomat dengan air gula tidak berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman tomat

Sedangkan penelitian yang sifatnya bukan eksperimen atau percobaan seperti penelitian deskriptif, tidak menggunakan hipotesis, melainkan menggunakan pertanyaan penelitian. Sebagai contoh, penelitian tentang masalah pencemaran sungai di atas. Pertanyaan penelitiannya dapat dirumuskan berupa : apakah yang menyebabkan terjadinya pencemaran di desa sukarami?. Atau, bagaimana dampak pencemaran sungai desa Sukarami terhadap kesehatan masyarakat sekitar?

3.     Melakukan Penelitian
Hipotesis yang telah ditetapkan mungkin saja salah, walaupun dirumuskan berdasarkan teori ataupun fakta-fakta sebelumnya. Begitu juga dengan pertanyaan penelitian yang membutuhkan jawaban untuk diungkap. Oleh sebab itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian.

4.     Mengumpulkan Data
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkanlah berbagai macam data yang akan digunakan untuk membuat sebuah kesimpulan. Data bisa diperoleh melalui pengamatan (observasi), wawancara, angket atau dengan meminta langsung kepada pihak yang terkait.

Data yang didapatkan dapat berupa data kuantitatif (yang dapat diukur dengan angka) seperti tinggi tanaman, suhu dan volume. Atau berupa data kualitatif (yang tidak dapat diukur dengan angka) seperti warna, bentuk dan pola.

5.     Menganalisis Hasil penelitian
Setelah diperoleh, data-data terkumpul kemudian dianalisis dan dikaitkan dengan berbagai teori dan fakta-fakta sebelumnya.

6.     Kesimpulan
Hasil analisis akan berujung kepada sebuah kesimpulan, yaitu kesimpulan untuk menentukan apakah hipotesis yang sebelumnya diajukan dapat diterima atau ditolak, atau kesimpulan ini berupa jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah diajukan.

Terkadang, hasil penelitian yang dilakukan tidak langsung mampu memuaskan keinginan peneliti. Oeh sebab itu, mungkin saja peneliti akan melakukan penelitian kembali dengan memperbaiki bagian penelitian yang diperkirakan penyebab kegagalan.

C.  VARIABEL PENELITIAN
Dalam merancang suatu percobaan, peneliti perlu menetapkan variabel yang sesuai dengan tujuan percobaan dan alat/bahan yang tersedia. Beberapa variabel yang digunakan dalam sebuah percobaan antara lain:
1.  Variabel bebas (variabel manipulasi) adalah perlakuan yang berbeda-beda dalam percobaan.
2.  Variabel terikat (variabel respons) adalah hasil dari perlakuan yang berbeda-beda pada percobaan.
3.  Variabel kontrol (variabel terkendali) adalah perlakuan yang sama pada semua percobaan.
4.  Variabel pengganggu adalah variabel yang tidak dikehendaki tetapi dapat mempengaruhi hasil percobaan.

Misalkan, sebuah percobaan dengan judul : “Pengaruh penyiraman dengan air gula terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman tomat”. Berdasarkan judul tersebut kita dapat menentukan beberapa macam variabel penelitian yang terlibat, yaitu :
1.     Variabel bebasnya adalah penyiraman air. Berdasarkan judul, dapat kita bayangkan bahwa dalam penelitian ini akan digunakan beberapa tanaman untuk diteliti. Sebagian tanaman akan disiram dengan air gula, sedangkan sebagian lainnya menggunakan air biasa sebagai pembanding.

2.     Variabel terikatnya adalah kecepatan pertumbuhan tanaman tomat, karena cepat lambatnya pertumbuhan akan dipengaruhi oleh jenis air yang disiramkan.

3.     Variabel kontrolnya adalah jenis tomat, media, lokasi penanaman, pencahayaan dan hal lainnya yang sama dari semua objek penelitian.

4.     Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah mungkin saja akan muncul hama yang mengganggu pertumbuhan tanaman, atau perubahan cuaca yang tidak diperkirakan. Oleh sebab itu, sebisa mungkin penelitian dilakukan di tempat yang aman dan bisa dikendalikan variabel-variabelnya.

2 comments: