Laman

Tuesday, November 11, 2014

AIR MATA JATUH KE DALAM



Oleh : Herry Eko Jaya Putra

Suatu ketika, istriku menceritakan kisah temannya yang sering bersedih namun ia tak kuasa mengungkapkan kesedihannya itu kepada orang lain sehingga ia tahanlah kesedihannya itu dalam diamnya, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Kemudian istriku mengatakan, “itulah yang namanya airmata jatuh ke dalam”. Antara serius dan tidak, akupun meresponnya dengan mengatakan : “air mata jatuh ke dalam menjadi ingus”. Walhasil, terjadilah sedikit perdebatan tentang makna air mata jatuh ke dalam ini.

Pada kesempatan ini, saya tidak akan bercerita tentang arti peribahasa “air mata jatuh ke dalam” juga saya tidak bercerita tentang masalah yang sedang dihadapi oleh teman istri, melainkan akan bercerita tentang alasan saya mengatakan “air mata jatuh ke dalam menjadi ingus”.

Air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata (Lacrimal gland) sebagaimana terlihat pada gambar di bawah. Kemudian air mata yang berlebih akan dibuang ke kantong air mata (Lacrimal sac) yang bermuara ke rongga hidung (Nasal cavity).


Saat kita bersedih kemudian menangis, air mata tidak hanya menetes membasahi pipi namun air mata yang berlebih itu juga akan mengalir ke kantong air mata kemudian menuju hidung dan bercampur lendir, sehingga itulah yang menyebabkan hidung kita juga berair saat menangis. Terkadang, air mata berlebih bercampur lendir itu pun bisa tertelan oleh kita karena rongga hidung bersambung melewati Faring menuju kerongkongan (Esophagus).


“Air mata jatuh ke dalam”, menurut saya baik secara peribahasa maupun penjelasan biologi, keduanya sama-sama tidak baik untuk kesehatan. Yang satu menahan perasaan terus-menerus sehingga dapat menyebabkan depresi, sedangkan yang lainnya menelan air mata bercampur lendir, yyakk …..

No comments:

Post a Comment