Oleh : Herry Eko Jaya Putra
“Dunia ibarat air laut, diminum hanya menambah haus…..”
itulah penggalan salah satu nasyid yang di lantunkan oleh grup nasyid Raihan yang
berjudul “antara dua cinta”. Benarlah kiranya dunia memang tak akan pernah
membuat manusia puas.
Saat manusia dapat menikmati suatu kenikmatan dunia,
seringkali ia menginginkan kenikmatan lainnya yang lebih.
Sebagai contoh, seseorang mendapatkan rezeki tambahan berupa bonus dari penghasilan biasanya, saat diminta berinfak tidak jarang yang beralasan “ini aja kurang, untuk bayar utang, beli ini, beli itu dll”. Bulan depannya, ia mendapat bonus lagi namun karena suatu kondisi dan peraturan baru, jumlah bonus yang diberikan lebih sedikit dari jumlah bulan sebelumnya, ia pun mengeluh “kok sedikit, tidak sebanyak bulan kemarin ?” padahal, ia tidak menyadari BONUS itu adalah rezeki tambahan yang bukanlah penghasilannya. Inilah yang dikatakan, “dek balabiah mangko kurang” artinya ditambah maka menjadi kurang. Tidak sedikit manusia yang bersikap seperti itu, dapat satu ingin dua, diberi dua ingin tiga, begitu terus, tak pernah puas.
Sebagai contoh, seseorang mendapatkan rezeki tambahan berupa bonus dari penghasilan biasanya, saat diminta berinfak tidak jarang yang beralasan “ini aja kurang, untuk bayar utang, beli ini, beli itu dll”. Bulan depannya, ia mendapat bonus lagi namun karena suatu kondisi dan peraturan baru, jumlah bonus yang diberikan lebih sedikit dari jumlah bulan sebelumnya, ia pun mengeluh “kok sedikit, tidak sebanyak bulan kemarin ?” padahal, ia tidak menyadari BONUS itu adalah rezeki tambahan yang bukanlah penghasilannya. Inilah yang dikatakan, “dek balabiah mangko kurang” artinya ditambah maka menjadi kurang. Tidak sedikit manusia yang bersikap seperti itu, dapat satu ingin dua, diberi dua ingin tiga, begitu terus, tak pernah puas.
Baiklah, sebenarnya yang ingin saya sampaikan kali ini
adalah penjelasan dari sudut pandang biologi mengapa meminum air laut dapat
menyebabkan seseorang bertambah haus. Karena peribahasa ini pasti punya alasan dan penjelasan ilmiah.
Perlu kita ketahui, bahwa tubuh kita disusun oleh banyak
sel. Setiap sel membutuhkan air untuk menjalankan metabolismenya. Air juga digunakan
untuk melarutkan sisa-sisa metabolisme untuk dibuang keluar tubuh agar tidak
membahayakan tubuh, salah satu diantaranya adalah garam berlebih. Air dapat
keluar dan masuk ke dalam sel melalui proses osmosis. Dalam konsep osmosis,
air akan berpindah dari tempat yang memiliki konsentrasi rendah (encer) menuju
tempat yang berkonsentrasi tinggi (pekat) melalui membran semi permeabel. Bila suatu sel berada pada tempat yang
konsentrasinya lebih tinggi dari konsentrasi cairan sel (hipertonis), maka akan menyebabkan cairan dalam sel keluar
meninggalkan sel sehingga sel mengalami dehidrasi.
Dalam hal diatas, air laut memiliki konsentrasi garam
yang tinggi, sehingga saat kita meminumnya akan menyebabkan kadar garam di dalam tubuh
meningkat dan mengakibatkan sel-sel tubuh mengalami dehidrasi. Air yang keluar
dari sel tadi akan digunakan untuk melarutkan kembali garam berlebih yang masuk
ke dalam tubuh untuk dibuang melalui urin. Itulah sebabnya mengapa meminum air
laut semakin membuat kita haus. Semakin meningkat kadar garam, semakin tinggi
pula tingkat dehidrasi sel.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah semua sel akan mengalami
dehidrasi saat diletakkan di tempat yang memiliki kadar garam tinggi ? jawabnya
adalah tidak semua sel. Beberapa sel yang tergolong ke dalam Archaebacteria kelompok halofilik ternyata dapat hidup dan tumbuh
justru di tempat dengan kadar garam tinggi.
Sebagaimana sel tersebut, begitulah manusia memandang dunia, banyak yang terpengaruh dan larut oleh tipuannya, namun hanya sedikit yang memahami tujuannya dan tidak terpengaruh oleh godaan dunia.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 14 :
dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).
No comments:
Post a Comment