Disinilah
tempat dimana diriku beraktifitas, menghabiskan waktu bersama keluarga besar Perguruan
Islam Ar Risalah Padang dengan moto : ”MEMBANGUN GENERASI PENUH BERKAH”
Saya ingin sedikit bercerita tentang bagaimana kurikulum disusun disekolah ini, sebagaimana
yang tercantum dalam dokumen 1 KTSP nya. Disini, kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Qur’aniyah
Menjadikan AlQur’an sebagai basic memory di dalam akal
dan hati siswa karena ia
adalah sumber ilmu, inspirasi, motivasi, obat dan kebenaran hakiki yang menjadi
pelita disaat kegelapan dan menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupan. Ia
adalah pembersih hati, agar ilmu bisa menerangi jiwa karena ilmu ibarat cahaya
Allah yang tidak akan masuk kedalam hati yang kotor dan penuh maksiat. Mengajarkan
Al-Qur’an dengan mentadabburi dan menghafalkannya akan membentuk karakter yang
kokoh di dalam diri siswa, melahirkan generasi yang mulia karena di dalam
sanubari dan jiwanya terdapat sumber yang mulia yaitu Al-Qur’an.
2. ‘Alamiyah
Yang kami maksud “Alamiyah” disini adalah pertama;
mengajak siswa untuk belajar mengenal alamnya, memecahkan misteri keingintahuannya
pada alam sebagai habitat tempat dia hidup dan menemukan hikmah penciptaannya
di alam semesta ini. Mengajarkan kepada mereka bagaimana alam telah diciptakan
oleh Allah untuk melayani kebutuhan-kebutuhan manusia, dengan menanamkan rasa
cinta pada alam dapat melahirkan pribadi-pribadi yang pandai bersyukur atas
anugerah besar yang telah diberikan Rabbnya, merasa memilikinya dan menjaganya
sebagai amanah dan bersikap baik terhadap alam sebagai rahmatan lil ‘alamin yang pada gilirannya akan semakin mengokohkan
iman didalam dada. Kedua; mengembangkan kemampuan belajar alami setiap
siswa, dengan melakukan pendekatan belajar sesuai dengan tipe kecerdasan dan
gaya belajar mereka sendiri karena setiap siswa itu unik dan memiliki kekhasan
tersendiri dalam kecerdasannya sehingga
belajar bagi mereka menjadi aktivitas
yang mudah dan menyenangkan. Tidak adalagi suasana kaku dalam belajar, memaksa
mereka duduk rapi di dalam kelas dengan hanya mendengarkan “celoteh” guru di
depan kelas, mematikan potensi kecerdasan, motivasi, dan kreativitas belajar
mereka, seperti yang kita
temui di sebagian besar sekolah hari ini.
3.
Transformasi
Pembelajaran
Fenomena belajar siswa kita sekarang di banyak sekolah di
negeri ini menimbulkan kesan bahwa anak adalah robot cerdas yang dijejali
dengan program yang dinamakan ilmu pengetahuan dan keterampilan, sehingga
jam-jam belajar menjadi saat-saat “pengisian” yang kaku. Sekolah menjadi medan
kompetisi untuk “menghafal” sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan untuk menjadi
juara. Tetapi, ada yang kurang dari proses ini. Lihatlah hasilnya, sedikit
sekali yang benar-benar terampil dalam mengaplikasikan apa yang mereka pelajari
bahkan hampir tidak ada. Di sekolah seperti itu anak-anak belajar “menguasai”
pelajaran, bukan bagaimana menjadi sesuatu dengan pelajaran tersebut (learning
to be...), semakin banyak yang dapat mereka kuasai maka semakin baik nilai
mereka dimata guru, teman-teman dan orang lain. Akibatnya siswa tidak mengalami
transformasi pembelajaran, misalnya
belajar Matematika,
tidak serta merta membuat mereka bepikir logis. Pelajaran Sejarah,
tidak memberikan mereka kesadaran akan nilai-nilai perjuangan dan tidak
memiliki identitas sebagai anak bangsa. Bahkan mereka menjadi “budak” trend dan mode. Pelajaran bahasa, justru
tidak memperbaiki bahasa sehari-hari yang mereka tampilkan.
Kami ingin menegaskan bahwa belajar adalah proses berubah
secara konstan. Proses inilah yang harus dijalankan oleh setiap sekolah.
Pengetahuan bukan barang yang harus dimiliki, melainkan sebuah fungsi menuju
perubahan. Belajar adalah proses menggunakan ilmu pengetahuan untuk menjadi
sesuatu. Sehingga apa yang mereka pelajari di sekolah semakin dekat dengan
kehidupan mereka sehari-hari saat guru mereka menghadirkan pengetahuan dalam
kehidupan nyata mereka.
4.
Beragam dan Terpadu (Integralistik)
Yang kami maksud dengan beragam dan terpadu adalah pengelolaan kegiatan
belajar mengajar yang direncanakan dengan membuat saling keterkaitan antar
materi dan antar bidang studi, sehingga siswa mendapat gambaran yang utuh dan
menyeluruh terhadap topik yang dipelajari dari tinjauan berbagai bidang dalam
satu tema. Akan tetapi untuk tahun ini, SMP Perguruan Islam ArRisalah belum
bisa menerapkan sistem ini secara utuh dikarenakan banyak hal yang harus dikaji
dan dipersiapkan secara menyeluruh terhadap perangkat pembelajaran dengan
sistem ini. Sementara ini mata pelajaran yang dipadukan baru dalam bentuk IPA
terpadu dan IPS terpadu. Namun demikian, Insya Allah kami akan terus
berusaha menyiapkan dan merealisasikannya di tahun-tahun berikutnya.
5.
Dinamis
Perkembangan arus informasi dan teknologi yang demikian cepat menuntut
setiap institusi pendidikan untuk bersikap dinamis seiring dengan perkembangan
informasi dan teknologi terkini. Oleh sebab itu, kurikulum ini juga harus
mengakomodasi perkembangan informasi dan teknologi sehingga mampu memberikan
pemahaman, pengalaman dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan siswa pada
masanya.Seiring dengan perjalanan waktu SMP Perguruan Islam Ar Risalah terus
berusaha dan bertekad untuk menambah dan meningkatkan kualitas, sarana dan
tenaga pendidiknya agar selalu up to date terhadap
perkembangan teknologi dan informasi.
6.
Long Life Education
Belajar akan lebih membekas ke dalam jiwa siswa jika ia mampu
menghadirkan dan merasakan manfaat pelajaran tersebut untuk kehidupannya. Oleh
sebab itu, kurikulum harus
mampu menyajikan informasi-informasi yang bisa bermanfaat dan berdaya guna bagi
peserta didik sehingga pembelajaran dapat berkesinambungan sepanjang hayatnya, selain harus mampu memberi motivasi kepada
peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dan dimana saja, ibarat pepatah ”alam takambang manjadi guru”. Untuk
mendukung hal ini di SMP Perguruan Islam Ar Risalah para guru juga senantiasa
dimotivasi untuk terus meningkatkan kapasitas dirinya disamping juga
difasilitasi oleh sekolah dengan training-training dan penambahan wawasan
secara berkala. Sehingga diharapkan para guru bisa menularkan semangat belajar
dan menambah ilmunya kepada para siswa.
7.
Balance
(Keseimbangan)
Keseimbangan sangat dibutuhkan dalam segala hal,
termasuk pendidikan. Keseimbangan antara IPTEK dan IMTAQ merupakan upaya agar para siswa mampu menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas tetapi juga berkarakter
sehingga benar-benar bermanfaat sebanyak mungkin untuk kepentingan masyarakat,
negara bangsa dan agama.
Di SMP Perguruan Islam Ar Risalah diupayakan agar setiap bidang
studi mengintegrasikan materi pembelajarannya dengan nilai-nilai keislaman,
sehingga keseimbangan IPTEK dan IMTAQ lebih mudah untuk diwujudkan. Juga diupayakan
keseimbangan antara tuntutan dan kebutuhan, keseimbangan antara kepentingan
lokal dan global semuanya diupayakan terakomodasi di dalam kurikulum.
No comments:
Post a Comment