Laman

Wednesday, November 12, 2014

KEPALA dan LEHER

Oleh : Herry Eko Jaya Putra

Kepala adalah bagian vital dari struktur organisasi tubuh. Ia terletak di puncak teratas tubuh kita. Dengan otak dan sistem saraf yang dimilikinya ia mampu mengkoordinasikan seluruh aktifitas tubuh, baik gerak sadar maupun tak sadar, dari gerak biasa sampai gerak refleks. Padanya juga terdapat panca indera yang berfungsi sebagai penghubung tubuh dengan dunia luar, peran ini sangat penting agar tubuh mampu bersikap dengan benar atas segala bentuk perubahan kondisi dunia luar. Pada kepala terdapat wajah, dimana orang lain seringkali menjadikannya tolak ukur dengan menilai diri seseorang dari tampilan wajahnya, karena wajah adalah bagian paling menarik dari seluruh organ tubuh, orang bilang wajah mencerminkan tubuh. Begitu pentingnya fungsi dan posisi kepala ini, tanpanya tubuh akan kehilangan arah dan koordinasi.

Walaupun kepala adalah organ vital bagi tubuh, namun ia takkan mampu menjalankan tugasnya sendirian tanpa bantuan dari seluruh struktur tubuh. Sebagai contoh adalah leher, ia adalah struktur terdekat dengan kepala yang berfungsi sebagai penopang kepala. Leher yang sehat dan kuat akan mampu menopang kepala dengan baik sehingga dapat membuat kepala berdiri tegak, sebaliknya leher yang sakit dan lemah dapat membuat kepala terkulai lemas.

Leher tidak hanya sebagai penopang, melainkan ia adalah penghubung utama antara otak dengan seluruh tubuh dibawahnya. Di dalam sumsum tulang leher terdapat serabut-serabut saraf yang menghubungkan otak dengan organ-organ dibawahya. Sedikit saja kesalahan yang membuat serabut saraf pada leher rusak atau terganggu, dapat menyebabkan otak tak mampu berkomunikasi dengan organ dibawahnya. Akibatnya otak tidak dapat mengkoordinasikan organ-organ tersebut untuk melaksanakan aktifitas tertentu.

Mungkin kita mengenal seorang tokoh yang bernama Syaikh Ahmad Yassin, seorang da’i mujahid pemimpin gerakan perjuangan pembebasan di Palestina. Ketika beranjak remaja, musibah menimpa beliau. Sebuah kecelakaan yang terjadi ketika berolahraga membuat tulang leher beliau patah yang imbasnya menyebabkan kelumpuhan pada tangan dan kaki beliau yang tak kunjung pulih hingga akhir hayatnya. Sejak saat itu, beliau menjalani hari-harinya di atas kursi roda. Walaupun tangan dan kaki beliau sehat, namun tak dapat dikoordinasikan oleh otak beliau. Ini seperti kabel dan lampu listrik, bila kabel telah putus, listrik takkan mengalir dan tidak dapat menghidupkan lampu walaupun lampunya masih baru dan baik. Itulah sebabnya kita tidak boleh sembarangan dengan leher kita, tak boleh di pukul dan disakiti, bahkan diurut/dipijat pun, mestilah sangat hati-hati. Berbagai cara pun terkadang dilakukan untuk merawat leher agar tetap sehat, diantaranya dengan menggunakan bantal kesehatan saat tidur, yang fungsinya merilekskan dan menormalkan posisi tulang leher juga melancarkan peredaran darah. Agar leher mampu bekerja maksimal dalam menopang kepala.

Berbicara tentang kepala dan leher ini, mengingatkanku akan hubungan yang terjadi dalam sebuah organisasi. Ketua/Pemimpin ibarat kepala, sedangkan wakilnya ibaratkan leher yang menopang kepala dalam sebuah tubuh. Tanpa leher yang sehat dan kuat, kepala tak kan mampu berdiri tegak dan menunaikan tugasnya dengan baik.


Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment