Laman

Monday, August 22, 2016

Berpikir Radikal, Salahkah?


Oleh: Herry Eko Jaya Putra

Ada stigma negatif yang tersemat dan terbayang saat mendengar kata-kata radikal. Buktinya, banyak orang yang menghindar dan tidak ingin dikatakan radikal. Beberapa organisasi/gerakan yang dicap radikalpun selalu dipantau setiap aktifitasnya dan terancam dibubarkan. Bahkan, untuk sekedar menyusun tulisan ini dengan judul radikal saja membuat saya ragu pada awalnya, karena khawatir dianggap mengikuti paham radikalisme apalagi terorisme.

Namun, benarkah segala sesuatu yang bersifat radikal itu salah dan negatif?

Pertama, mari kita lihat arti kata radikal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (http://kbbi.web.id/radikal). Radikal menurut KBBI didefinisikan menjadi tiga, yaitu:
1.      secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip)
2.      secara politis didefinisikan amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan);
3.      maju dalam berpikir atau bertindak;

Dari definisi tersebut, tidak terlihat makna negatif dari kata radikal. Bahkan kalaupun secara politis didefinisikan amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan), itupun dikarenakan yang bersangkutan telah memahami permasalahan secara mendasar dan menyeluruh serta maju dalam berpikir dan bertindak. Sebagai contoh, apakah salah bagi seorang ayah/ibu bersikap keras kepada anaknya untuk menghentikan permainan anaknya saat ia melihat anaknya yang masih balita memainkan pisau dapur bersama adiknya yang masih bayi? Hal demikian tentu saja dilakukan atas dasar pemahaman ayah/ibu yang sangat mendalam akan manfaat dan bahaya pisau bila dibandingkan dengan anaknya yang belum mengetahui hal tersebut. Bukankah dahulu bangsa ini melakukan usaha yang keras untut mencapai perubahan dan kemerdekaan dimasa penjajahan. Para mahasiswa saat gelombang reformasi terjadipun melakukan tindakan yang keras dalam menuntut perubahan untuk perbaikan negeri ini. Terkadang, perubahan harus diupayakan dengan keras. Keras menuntut perubahan bukanlah suatu hal yang negatif bila dilakukan dengan cara dan prosedur yang benar.

Kedua, kita lihat pula arti kata radical dalam Oxford Dictionary (http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/radical).
Secara adjective
1.      (Especially of change or action) relating to or affecting the fundamental nature of something; far-reaching or thorough
2.      Characterized by departure from tradition; innovative or progressive
3.      Relating to the root of something, in particular
4.      [usually as exclamation] North American informal Very good; excellent

Secara Noun
1.      A person who advocates thorough or complete political or social reform; a member of a political party or part of a party pursuing such aims
2.      Chemistry A group of atoms behaving as a unit in a number of compounds. See also free radical.
3.      The root or base form of a word
4.      Mathematics A quantity forming or expressed as the root of another

Lagi-lagi, tidak ditemukan makna yang negatif dari kata radikal.

Ketiga, Radikal berasal dari bahasa latin, radix, radic yang berarti akar. Berpikir radikal, artinya berpikir tuntas. Memahami suatu permasalahan dengan baik hingga ke akar-akarnya. Seseorang yang memahami suatu permasalahan seperti ini tidak mudah digoyahkan oleh argumen-argumen yang menyesatkan. Allah SWT berfirman:
“Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)

Seorang guru yang berpikiran radikal, akan mampu menjelaskan ilmunya dan menjawab berbagai pertanyaan muridnya dengan tuntas dan memuaskan karena ia menguasai ilmunya dengan sempurna. Seorang murid yang berpikiran radikal, tidak pernah puas dengan ilmu yang dimilikinya sekarang. Ia tidak akan pernah putus asa, bosan dan jenuh dalam menuntut ilmu hingga ia memahami dan menguasai ilmunya dengan menyeluruh.  Seorang muslim yang radikal, akan sangat memegang prinsip hidupnya dan menjalankan ajaran agamanya dengan baik akibat pemahaman yang benar dan menyeluruh atas agama yang diyakininya.

Namun demikian, segala sesuatu ada aturannya, ada batasannya, sehingga tidak boleh dilakukan secara bebas. Menurut ilmu kimia, radikal yang bebas bisa bersifat membahayakan. Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya. Saat radikal bebas menyerang satu molekul lain, ia dapat menyebabkan perubahan molekul yang awalnya netral menjadi radikal. Proses ini menyebabkan reaksi berantai yang dapat menyebabkan kehancuran sel tubuh. Radikal bebas dapat diatasi dengan antioksidan. Antioksidan memiliki kemampuan untuk menetralisir radikal bebas tanpa menjadi radikal bebas itu sendiri.  Antioksidan menetralkan radikal bebas dengan menerima atau menyumbangkan elektron mereka kepada radikal bebas, sedangkan mereka tidak akan berubah menjadi radikal bebas dan tetap stabil sehingga mencegah kerusakan sel.

Apapun bentuk pemikiran, baik dangkal ataupun secara mendalam, jika dilakukan secara bebas, terlepas dari etika, norma dan agama maka akan berpotensi membahayakan. Silahkan berpikir secara radikal, namun jangan sampai menjadi radikal bebas. Jadikan aturan, etika, norma dan agama sebagai antioksidannya. Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment