Oleh:
Herry Eko Jaya Putra
Ada stigma
negatif yang tersemat dan terbayang saat mendengar kata-kata radikal. Buktinya,
banyak orang yang menghindar dan tidak ingin dikatakan radikal. Beberapa organisasi/gerakan
yang dicap radikalpun selalu dipantau setiap aktifitasnya dan terancam
dibubarkan. Bahkan, untuk sekedar menyusun tulisan ini dengan judul radikal saja
membuat saya ragu pada awalnya, karena khawatir dianggap mengikuti paham
radikalisme apalagi terorisme.
Namun, benarkah
segala sesuatu yang bersifat radikal itu salah dan negatif?
Pertama, mari kita lihat arti kata
radikal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (http://kbbi.web.id/radikal). Radikal menurut
KBBI didefinisikan menjadi tiga, yaitu:
1. secara mendasar (sampai kepada
hal yang prinsip)
2. secara politis didefinisikan amat
keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan);
3. maju dalam berpikir atau
bertindak;
Dari
definisi tersebut, tidak terlihat makna negatif dari kata radikal. Bahkan kalaupun
secara politis didefinisikan amat keras menuntut perubahan (undang-undang,
pemerintahan), itupun dikarenakan yang bersangkutan telah memahami permasalahan
secara mendasar dan menyeluruh serta maju dalam berpikir dan bertindak. Sebagai
contoh, apakah salah bagi seorang ayah/ibu bersikap keras kepada anaknya untuk
menghentikan permainan anaknya saat ia melihat anaknya yang masih balita
memainkan pisau dapur bersama adiknya yang masih bayi? Hal demikian tentu saja
dilakukan atas dasar pemahaman ayah/ibu yang sangat mendalam akan manfaat dan
bahaya pisau bila dibandingkan dengan anaknya yang belum mengetahui hal
tersebut. Bukankah
dahulu bangsa ini melakukan usaha yang keras untut mencapai perubahan dan kemerdekaan
dimasa penjajahan. Para mahasiswa saat gelombang reformasi terjadipun melakukan
tindakan yang keras dalam menuntut perubahan untuk perbaikan negeri ini. Terkadang,
perubahan harus diupayakan dengan keras. Keras menuntut perubahan bukanlah suatu hal yang negatif bila
dilakukan dengan cara dan prosedur yang benar.
Kedua,
kita lihat
pula arti kata radical dalam Oxford
Dictionary (http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/radical).
Secara
adjective
1.
(Especially of change or action)
relating to or affecting the fundamental nature of something; far-reaching or thorough
2.
Characterized by departure from tradition; innovative or progressive
3.
Relating to the root of
something, in particular
4.
[usually as exclamation] North American informal Very good; excellent
Secara Noun
1.
A person who advocates thorough or complete political or social reform; a member of a political party or part of a party pursuing such aims
2.
Chemistry A group of atoms behaving as a unit in a number of compounds. See also free
radical.
3.
The root or base form of a word
4.
Mathematics A
quantity forming or expressed as the root of another
Lagi-lagi, tidak ditemukan makna yang negatif
dari kata radikal.
Ketiga, Radikal berasal dari bahasa
latin, radix, radic yang berarti
akar. Berpikir radikal, artinya berpikir tuntas. Memahami suatu permasalahan
dengan baik hingga ke akar-akarnya. Seseorang yang memahami suatu permasalahan
seperti ini tidak mudah digoyahkan oleh argumen-argumen yang menyesatkan. Allah
SWT berfirman:
“Tidakkah kamu kamu perhatikan
bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya
pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan
itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS. Ibrahim: 24-25)
Seorang
guru yang berpikiran radikal, akan mampu menjelaskan ilmunya dan menjawab
berbagai pertanyaan muridnya dengan tuntas dan memuaskan karena ia menguasai
ilmunya dengan sempurna. Seorang murid yang berpikiran radikal, tidak pernah
puas dengan ilmu yang dimilikinya sekarang. Ia tidak akan pernah putus asa,
bosan dan jenuh dalam menuntut ilmu hingga ia memahami dan menguasai ilmunya
dengan menyeluruh. Seorang muslim yang
radikal, akan sangat memegang prinsip hidupnya dan menjalankan ajaran agamanya
dengan baik akibat pemahaman yang benar dan menyeluruh atas agama yang
diyakininya.
Namun
demikian, segala
sesuatu ada aturannya, ada batasannya, sehingga tidak boleh dilakukan secara bebas.
Menurut ilmu kimia, radikal yang bebas bisa bersifat membahayakan. Radikal bebas
adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya.
Saat radikal bebas menyerang satu molekul lain, ia dapat menyebabkan perubahan molekul
yang awalnya netral menjadi radikal. Proses ini menyebabkan reaksi berantai
yang dapat menyebabkan kehancuran sel tubuh. Radikal bebas dapat diatasi dengan
antioksidan. Antioksidan memiliki kemampuan untuk menetralisir radikal bebas
tanpa menjadi radikal bebas itu sendiri. Antioksidan menetralkan radikal bebas dengan
menerima atau menyumbangkan elektron mereka kepada radikal bebas, sedangkan mereka
tidak akan berubah menjadi radikal bebas dan tetap stabil sehingga mencegah
kerusakan sel.
Apapun
bentuk pemikiran, baik dangkal ataupun secara mendalam, jika dilakukan secara
bebas, terlepas dari etika, norma dan agama maka akan berpotensi membahayakan. Silahkan
berpikir secara radikal, namun jangan sampai menjadi radikal bebas. Jadikan aturan,
etika, norma dan agama sebagai antioksidannya. Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment