Oleh : Herry Eko Jaya Putra (with Alexandria 2014)
“Gara-gara cinta, anak menderita”. Itulah ungkapan yang
dikemukakan oleh siswa saat belajar genetika di kelas tadi. Ungkapan tersebut
sangat beralasan saat mempelajari pola-pola penurunan sifat secara genetik,
terutama pada pembahasan kelainan dan penyakit keturunan.
Faktanya, sepasang suami istri yang normal dan sehat
dapat melahirkan anak yang sakit, abnormal bahkan bersifat letal (menyebabkan
kematian). Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh interaksi antar gen yang
dimiliki oleh kedua pasangan tersebut.
Maka oleh sebab itu, di beberapa kota besar sudah ada
klinik konsultasi genetika pra nikah yang berperan untuk memetakan gen pasangan
yang akan menikah dan memprediksi kemungkinan genotip dan fenotip anak yang
akan lahir dari kedua pasangan tersebut. Dari hasil pemetaan tersebut bisa
direkomendasikan terapi-terapi tertentu saat kehamilan pertama dan seterusnya
seperti kasus eritro blastosis fetalis
pada gen ibu bergolongan darah Rhesus negatif yang berkemungkinan memiliki anak
rhesus positif. Atau mungkin saja direkomendasikan untuk tidak menikah karena
diprediksi dapat melahirkan anak yang haemofilia,
thalasemia dan sicklemia. Semua dilakukan dalam upaya agar tidak menyebabkan
terjadinya kasus “GARA-GARA CINTA, ANAK MENDERITA”.
Berikut sedikit penjelasan tentang bagaimana hal diatas
bisa terjadi :
1. Antara
Fenotip dan genotip
Dua individu yang memiliki
sifat tampak yang sama, belum tentu memiliki sifat genetik yang sama pula. Sifat
tampak yang dapat diamati ini disebut FENOTIP, sedangkan sifat tidak tampak
yang dikodekan oleh gen disebut GENOTIP. Sebagai contoh : dua orang berfenotip
berambut keriting dapat memiliki kode genotip yang berbeda. Rambut keriting
bersifat dominan terhadap rambut lurus, sehingga di kode kan dengan huruf K,
sedangkan rambut lurus dikodekan dengan k. Perhatikan tabel berikut :
GENOTIP
|
FENOTIP
|
KK
|
rambut keriting
|
Kk
|
rambut keriting
|
kk
|
rambut lurus
|
2. Carier
(pembawa gen tertentu)
Seseorang yang berfenotip
(terlihat) normal dapat saja secara genotip nya adalah carier (pembawa gen
tertentu). Sebagai contoh, penyakit keturunan yang terpaut kromosom X adalah
haemofilia (Xh)yaitu suatu penyakit yang menyebabkan darah sukar
untuk membeku secara normal. Penyakit ini berbahaya bahkan dapat menyebabkan
kematian akibat pendarahan. Berikut keterangan genotip dan fenotipnya :
GENOTIP
|
FENOTIP
|
KETERANGAN
|
XX
|
tidak haemofilia
|
Normal
|
XhX
|
tidak haemofilia
|
Carier
|
XhXh
|
haemofilia
|
Sakit
|
XY
|
tidak haemofilia
|
Normal
|
XhY
|
haemofilia
|
Sakit
|
Perhatikan ilustrasi peluang
lahirnya anak haemofilia dari pernikahan pasangan sehat yang tidak mengidap
haemofilia berikut :
3. Penyakit
lain yang juga diturunkan secara genetik seperti :
Ø SICKLEMIA
(eritrosit berbentuk sel sabit),
Ø TALASEMIA
(eritrosit berbentuk lonjong, pengaruhnya baru tampak pada masa puber),
Ø BRAKHIDAKTILI
(jari tangan atau jari kaki yang lebih pendek dari ukuran normal),
Ø ICHTYOSIS
(defisiensi enzim sulfatase steroid yang menyebabkan kulit kering, tampak
bersisik seperti ikan, khusunya pada lengan dan kaki)
Ø HYPERTRICHOSIS
(rambut di tempat tak semestinya)
Ø BISU
TULI,
Ø ALBINO,
Ø FENILKETONURIA
/ FKU (keterbelakangan mental akibat kelebihan fenilalanin dalam darah),
Ø SINDAKTILI
(jari lengket),
Ø POLIDAKTILI
(kelebihan jumlah jari tangan dan kaki),
Ø DENTINOGENESIS
IMPERFECTA (gigi berwarna susu),
Ø ANODONTIA
(ompong)
Ø BOTAK,
Ø ANONYCHIA
(tidak terdapat kuku pada sebagian jari)
Inilah salah satu dari sedemikian banyaknya manfaat dari
ilmu genetika yaitu untuk mencegah kita meninggalkan/melahirkan generasi yang
lemah sebagai pengganti kita secara jasmani baru kemudian secara non jasmani. Sebagaimana
firman Allah SWT :
“Dan hendaklah
takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.” (Q.S. An Nisa’ : 9)
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment