Laman

Wednesday, October 29, 2014

MENGALIRLAH SEPERTI DARAH

Oleh: Herry Eko Jaya Putra

Suatu ketika saat pembelajaran di kelas tentang sistem peredaran darah, terlintaslah sebuah kalimat: “mengalirlah seperti darah”. Kalimat ini sangat menarik, karena ia berbeda dengan apa yang biasanya disampaikan, bahkan dianut oleh sebagian orang yaitu “mengalir saja seperti air”. Mengapa harus darah, bukan air ? jika dipikir-pikir, setidaknya ada beberapa alasan mengapa lebih baik mengalir seperti darah:

Pertama, darah selalu mengalir di dalam pembuluh darah. Ini menunjukkan bahwa segala aktifitas manusia hendaklah selalu berada dalam batasan-batasan yang sudah diatur dalam syari’at. Selama itu terjadi, maka ia akan terpelihara. Darah baru akan mengalir keluar dari pembuluh darah saat pembuluh itu dirusak, ibaratkan syari’at yang telah dirusak melalui penyimpangan-penyimpangan dan pemahaman yang salah, dapat menyebabkan seseorang beraktifitas di luar batas, sehingga menyebabkan kerusakan dan bahaya bagi diri dan sekitarnya.

Berbeda dengan air yang memiliki prinsip mengalir ke segala arah, menuju tempat yang lebih rendah tanpa batasan. Tidak penting bagi air apakah tempat yang lebih rendah itu adalah tempat yang baik atau buruk, seperti comberan atau septic tank, yang penting ia menuju ke tempat yang lebih rendah. Inilah bentuk hidup orang yang terlepas dari ikatan agama, ia hanya mengikuti hawa nafsunya.

Kedua, Dalam setiap alirannya dan tiap tempat yang disinggahinya di dalam tubuh, darah selalu memberikan manfaat berupa oksigen segar dan nutrisi bagi setiap sel tubuh, serta mengangkut zat-zat sisa metabolisme kepada saluran pembuangannya agar tidak membahayakan bagi tubuh. Ibarat manusia yang keberadaanya selalu memberi manfaat dan mengikis kemudharatan pada setiap tempat yang ia singgahi. Inilah manusia terbaik.

Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat 110 tentang generasi terbaik yang mengemban tugas amar ma’ruf dan nahi mungkar.

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠
 Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. Ali-Imran : 110)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

Air terkadang memberi manfaat bagi kehidupan pada setiap tempat yang dialirinya, namun juga dapat menyuburkan tumbuhnya kuman-kuman penyakit pada tempat-tempat tertentu yang tersumbat sehingga menghasilkan genangan air, manfaat air amat tergantung kepada kemana arah saluran membawanya.

Ketiga, dalam perjalanannya, darah mungkin saja menjadi kotor dengan sisa-sisa metabolisme yang diangkutnya. Namun darah selalu sempat untuk singgah ke hati dan ginjal sebagai prosesi pembersihan darah dari kotoran-kotoran tersebut. Dalam interaksi kita sehari-hari, mungkin saja jiwa kita terkotori oleh dosa-dosa. Belajar dari darah, hendaknyalah kita selalu menyempatkan diri untuk membersihkan itu semua setiap saat, dengan bermunajat kepada Allah pada waktu-waktu shalat, dengan mengerjakan amal-amal shalih seperti sedekah, tilawah al qur’an, dzikir kepada Allah, berbuat baik kepada orang lain dan sebagainya. Itu semua adalah sarana yang dapat membersihkan diri kita. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّيِّ‍َٔاتِۚ ذَٰلِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ ١١٤

“Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hûd: 114).

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan: "Sesungguhnya melakukan kebaikan itu menghapuskan dosa-dosa silam".

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Dan ikutilah keburukan itu dengan kebaikan, karena (pahala) kebaikan itu dapat menghapuskan (dosa) keburukan" (HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim, dan Tabrani).

Keempat, aliran darah selalu selaras dengan pompa yang diberikan oleh jantung. Denyut nadi selalu seirama dengan dengan detak jantung. Sebagai sebuah sistem, ini mengajarkan kepada kita bahwa keselarasan antara arahan dan amal, pimpinan dan bawahan, guru dan murid adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Keselarasan menjadi jaminan berjalannya suatu sistem secara benar.

Darah mengalir sesuai batasan yang telah digariskan dengan prinsip membawa manfaat dan menghilangkan kemudhoratan. Berbeda dengan air yang mengalir tanpa batasan dengan prinsip selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah tanpa melihat tujuannya, yang penting lebih rendah. Agar bisa selamat dalam kehidupan ini, maka butuh batasan dan prinsip yang jelas. Bukan asal mengalir saja mengikuti saluran yang kita tidak tahu ujungnya baik atau buruk.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“Janganlah salah satu di antara kamu sekalian bersikap imma’ah (ikut-ikutan), yang jika orang lain baik maka engkau baik, dan jika mereka jelek maka engkau ikut jelek pula. Akan tetapi hendaklah engkau tetap konsisten terhadap (keputusan dirimu). Jika orang-orang baik, maka engkau juga baik; dan jika mereka jelek, hendaklah engkau menjauhi keburukan mereka.” (HR Tirmidzi)

Wallahu a’lam.

3 comments:

  1. Keren ayaahhh....
    bermakna dalam...ditunggu selanjutnya nih yah..perumpamaan yg oke bgt..

    ReplyDelete
  2. Subhanallah sekali stad,maknanya dalam :) sangat menginspirasi. Barcelona 2013 gak ada diskusi staad...

    ReplyDelete