Oleh: Herry Eko Jaya Putra
Suatu ketika saat pembelajaran di kelas
tentang sistem peredaran darah, terlintaslah sebuah kalimat: “mengalirlah
seperti darah”. Kalimat ini sangat menarik, karena ia berbeda dengan apa yang
biasanya disampaikan, bahkan dianut oleh sebagian orang yaitu “mengalir saja
seperti air”. Mengapa harus darah, bukan air ? jika dipikir-pikir, setidaknya
ada beberapa alasan mengapa lebih baik mengalir seperti darah:
Pertama, darah selalu
mengalir di dalam pembuluh darah. Ini menunjukkan bahwa segala aktifitas
manusia hendaklah selalu berada dalam batasan-batasan yang sudah diatur dalam
syari’at. Selama itu terjadi, maka ia akan terpelihara. Darah baru akan
mengalir keluar dari pembuluh darah saat pembuluh itu dirusak, ibaratkan
syari’at yang telah dirusak melalui penyimpangan-penyimpangan dan pemahaman
yang salah, dapat menyebabkan seseorang beraktifitas di luar batas, sehingga
menyebabkan kerusakan dan bahaya bagi diri dan sekitarnya.
Berbeda dengan air yang memiliki prinsip
mengalir ke segala arah, menuju tempat yang lebih rendah tanpa batasan. Tidak
penting bagi air apakah tempat yang lebih rendah itu adalah tempat yang baik
atau buruk, seperti comberan atau septic tank, yang penting ia menuju ke tempat
yang lebih rendah. Inilah bentuk hidup orang yang terlepas dari ikatan agama,
ia hanya mengikuti hawa nafsunya.
Kedua, Dalam setiap
alirannya dan tiap tempat yang disinggahinya di dalam tubuh, darah selalu
memberikan manfaat berupa oksigen segar dan nutrisi bagi setiap sel tubuh,
serta mengangkut zat-zat sisa metabolisme kepada saluran pembuangannya agar
tidak membahayakan bagi tubuh. Ibarat manusia yang keberadaanya selalu memberi
manfaat dan mengikis kemudharatan pada setiap tempat yang ia singgahi. Inilah
manusia terbaik.
Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an
Surat Ali-Imran ayat 110 tentang generasi terbaik yang mengemban tugas amar
ma’ruf dan nahi mungkar.
كُنتُمۡ
خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ
عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ
لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
١١٠
Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad,
ath-Thabrani, ad-Daruqutni).
Air terkadang memberi manfaat bagi kehidupan
pada setiap tempat yang dialirinya, namun juga dapat menyuburkan tumbuhnya
kuman-kuman penyakit pada tempat-tempat tertentu yang tersumbat sehingga
menghasilkan genangan air, manfaat air amat tergantung kepada kemana arah
saluran membawanya.
Ketiga, dalam perjalanannya,
darah mungkin saja menjadi kotor dengan sisa-sisa metabolisme yang diangkutnya.
Namun darah selalu sempat untuk singgah ke hati dan ginjal sebagai prosesi
pembersihan darah dari kotoran-kotoran tersebut. Dalam interaksi kita sehari-hari,
mungkin saja jiwa kita terkotori oleh dosa-dosa. Belajar dari darah,
hendaknyalah kita selalu menyempatkan diri untuk membersihkan itu semua setiap
saat, dengan bermunajat kepada Allah pada waktu-waktu shalat, dengan
mengerjakan amal-amal shalih seperti sedekah, tilawah al qur’an, dzikir kepada
Allah, berbuat baik kepada orang lain dan sebagainya. Itu semua adalah sarana
yang dapat membersihkan diri kita. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَأَقِمِ
ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ
يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّئَِّاتِۚ ذَٰلِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ ١١٤
“Dan
dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat.” (QS. Hûd: 114).
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan:
"Sesungguhnya melakukan kebaikan itu menghapuskan dosa-dosa silam".
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Dan
ikutilah keburukan itu dengan kebaikan, karena (pahala) kebaikan itu dapat
menghapuskan (dosa) keburukan" (HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim, dan Tabrani).
Keempat, aliran darah selalu
selaras dengan pompa yang diberikan oleh jantung. Denyut nadi selalu seirama
dengan dengan detak jantung. Sebagai sebuah sistem, ini mengajarkan kepada kita
bahwa keselarasan antara arahan dan amal, pimpinan dan bawahan, guru dan murid
adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Keselarasan menjadi jaminan berjalannya
suatu sistem secara benar.
Darah mengalir sesuai batasan yang telah
digariskan dengan prinsip membawa manfaat dan menghilangkan kemudhoratan. Berbeda
dengan air yang mengalir tanpa batasan dengan prinsip selalu mengalir ke tempat
yang lebih rendah tanpa melihat tujuannya, yang penting lebih rendah. Agar bisa
selamat dalam kehidupan ini, maka butuh batasan dan prinsip yang jelas. Bukan
asal mengalir saja mengikuti saluran yang kita tidak tahu ujungnya baik atau
buruk.
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“Janganlah
salah satu di antara kamu sekalian bersikap imma’ah (ikut-ikutan), yang jika
orang lain baik maka engkau baik, dan jika mereka jelek maka engkau ikut jelek
pula. Akan tetapi hendaklah engkau tetap konsisten terhadap (keputusan dirimu).
Jika orang-orang baik, maka engkau juga baik; dan jika mereka jelek, hendaklah
engkau menjauhi keburukan mereka.” (HR Tirmidzi)
Keren ayaahhh....
ReplyDeletebermakna dalam...ditunggu selanjutnya nih yah..perumpamaan yg oke bgt..
Subhanallah sekali stad,maknanya dalam :) sangat menginspirasi. Barcelona 2013 gak ada diskusi staad...
ReplyDeleteada, namun tidak terdokumentasi
ReplyDelete